Simplicity

May 17th, 2010

Ubiquitous: Aplikasi & Aspek Pendukung

Posted by Didit Adipratama in UbiComp

Contoh pengembangan ubicomp devices, yaitu Active badge dari laboratorium Riset Olivetti dan Tab dari Pusat Riset Xerox Palo Alto, yang dikembangkan sekitar tahun 1992. Active Bagde berukuran kira-kira sebesar radio panggil (pager). Alat ini dipasangkan di sabuk para pegawai yang dapat memberikan informasi mengenai posisi dimana dia di dalam kantor, sehingga jika seseorang ingin menghubunginya lewat telepon, maka secara otomatis computer akan mengarahkan panggilan telepon ke tempat dia berada. Sedangkan Xerox Tab merupakan sebuah hanheld atau alat genggam dengan kemampuan setara dengan communicator.

UbiComp3aUbiComp3b

Gambar 3 – Active Bagde            Gambar 4 – Xerox Tab

Salah satu contoh penerapan ubicomp yang diterapkan oleh produsen mobil BMW, yaitu penggunaan RFID security chip kedalam prototype kunci mobil. Penerapan ini memiliki beberapa fitur yang memberi kemudahan bagi penggunanya, antara lain fitur automatic-lock dapat memberikan kemudahan bagi pengguna yang akan masuk kedalam mobil, dengan hanya mendekatkan kuncinya, sehingga kunci akan secara otomatis terbuka, setelah computer melakukan authenticate id yang tersimpan didalam chip kunci tersebut. Ketika pengguna sampai didalam mobil, maka dia dapat langsung men-start mesin mobil dengan menekan tombol engine-start, tidak perlu menggunakan kunci manualnya. Selain itu, chip yang digunakan di prototype kunci ini dapat menyimpan personal information seperti informasi kartu kredit, sehingga kunci ini dapat berfungsi sebagai alat pembayaran.

UbiComp4

Gambar 5 – Revolusi Prototype Kunci Mobil

Aspek pendukung yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan mengenai isu-isu yang berkembang dalam penerapan ubicomp adalah sebagai berikut.

  • Wireless Infrastructure

Pengadaan infrastruktur wireless sangat perlu diperhitungkan, mengingat kebutuhan akan wireless dari ubicomp devices relative besar. Semakin banyak informasi yang akan diberikan, maka semakin banyak juga sensor-sensor yang harus digunakan, dan menyebabkan semakin banyaknya devices yang memerlukan koneksi wireless.

  • Pervasive Computing

Ukuran devices yang semakin kecil dan sifat ubicomp yang invisible menyebabkan teknologi ini menjadi pervasive computing, yang berarti tersebar atau mudah menyebar. Contohnya pada device ubicomp yang berukuran notepad. Bentuk fisiknya dianalogikan sebagai scrap paper yang mudah dijangkau dan digunakan oleh banyak orang.

  • Invisible

Sesuai dengan definisi yang dijelaskan oleh Weiser, ubicomp didefinisikan sebagai metode peningkatan penggunaan computer yang bertujuan untuk dapat digunakan dan meningkatkan efektifitas kerja di lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Ubicomp dapat berwujud sebagai bermacam-macam devices yang memiliki sifat natural. Maksudnya adalah user yang menggunakan ubicomp devices tidak akan merasakan bahwa mereka sedang mengakses computer.

  • · Ambient Computing

Ambient Computing mempelajari teknologi computer yang berpindah-pindah dari satu system ke system yang lain. Teknologi ini mempelajari dan menghasilkan devices yang mampu beradaptasi dengan system dimana dia berada.

  • Human-Computer Interaction (HCI)

Hal ini terkait dengan disain, implementasi dan evaluasi dari suatu interaksi system computer-based, serta pengaruh studi multi-disciplinary dari berbagai isu yang memperngaruhi interaksi. Tujuan dari HCI adalah untuk memastikan keamanan, kegunaan, efektifitas, efisiensi, akses dari sebuah system. Isu yang berkembang sehubungan dengan ubicomp yaitu bagaimana caranya untuk berinteraksi secara efektif dengan informasi dengan devices yang beranekaragam di tempat yang bervariasi. Dan yang lebih penting, bagaimana interaksi ini menjadi dapat dimengerti dan dapat digunakan untuk  user dengan skala spectrum yang besar, mulai dari yang belum berpengalaman sampai dengan spesialis.

  • Natural Interfaces

Adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan aspek-aspek alami seperti voice dan writing recognition. Berbagai penelitian terus dilakukan dengan menggunakan algoritma seperti Artificial Intelligence dalam mengenali input alamiah.

  • Context Aware Computing

Merupakan suatu proses computing yang memberikan informasi-informasi tambahan terhadap sebuah objek. Misalnya komputer melakukan proses identifikasi terhadap seorang mahasiswa, maka computer akan memandang orang tersebut sebagai objek dan mengidentifikasinya dengan berbagai atribut yang sudah di setup sehingga dapat memberikan informasi-informasi tambahan seperti NIM, tinggi badan, berat badan dan sebagainya. Semakin besar informasi yang diberikan, maka semakin besar kontribusi yang diberikan dari sebuah ubicomp devices kepada pengguna.

  • Micro-Nano Technology

Perkembangan teknologi mikro dan nano pada chip yang menyebabkan ukuran microchip semakin kecil, terus berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan. Teknologi yang sudah banyak digunakan adalah Radio Frequency Identification (RFID).  Chip ini menyimpan informasi penting dari owner yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan. Misalnya Binusian Card yang digunakan oleh Bina Nusantara (Binus) University. Binusian Card ini berfungsi sebagai ID mahasiswa yang dapat berfungsi sebagai absensi, kartu mata kuliah dan alat pembayaran.

  • Security

Penerapan ubicomp devices menyebabkan meningkatnya resiko terhadap security. Penggunaan wireless devices membuka peluang terjadinya penyadapan data. Berbagai penelitian dan teknologi baru menjadi topic yang sangat berharga dalam perkembangan ubicomp.

  • Privacy

Penggunaan devices yang dapat memantau posisi terhadap sebuah objek menyebabkan privacy seseorang menjadi berkurang. Jika objeknya adalah manusia. Seperti pada contoh sebelumnya, di sebuah perusahaan, setiap karyawannya dilengkapi dengan active bagde sehingga posisi dari setiap karyawannya dapat diketahui oleh atasan.

May 17th, 2010

UBIQUITOUS COMPUTING

Posted by Didit Adipratama in UbiComp

Revolusi computer terus berkembang dengan pesatnya sesuai dengan perkembangan peradaban manusia untuk memenuhi kebutuhannya.  Masih banyak masyarakat awam pada umumnya belum menyadari bahwa kita sudah berada didalam era ketiga revolusi komputer, yaitu ubiquitous computing. Dimana era pertama merupakan era mainframe, yaitu computer  berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer-many people). Memasuki era kedua yaitu ditandai dengan tren penggunaan personal computer atau PC (one computer-one person). Selanjutnya pada era ketiga ini seseorang dapat berinteraksi dengan banyak computer (one person-many computer).

UbiComp1

Gambar 1 – Revolusi Komputer

Pada tahun 1988, Mark Weiser, seorang peneliti senior dari Xerox Palo Alto Research Center (PARC) yang merupakan “the father of ubiquitous computing” pada pertama kalinya mempublikasikan definisi istilah ubiquitous computing atau disebut juga ubicomp, yang dalam artikelnya disebutkan sebagai berikut:

“Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user.”

Peryataan diatas mendefinisikan ubicomp sebagai metode peningkatan penggunaan computer yang bertujuan untuk dapat digunakan dan meningkatkan efektifitas kerja di lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.

Weiser menjelaskan bahwa ubicomp dapat berwujud sebagai bermacam-macam devices yang memiliki sifat natural. Maksudnya adalah user yang menggunakan ubicomp devices tidak akan merasakan bahwa mereka sedang mengakses computer.

Ide dasar ubicomp muncul pada saat dilakukan sejumlah pengamatan dan penelitian terhadap PC di PARC. PC yang telah menjadi tren bagi masyarakat luas mempunyai manfaat dan pengaruh yang sangat besar. Setelah dilakukan observasi, selain memiliki manfaat yang besar, ternyata PC juga mempunyai dampak negative yaitu membuat penggunanya harus tetap berkonsentrasi pada PC yang mereka gunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga dapat menghabiskan sumberdaya dan waktu bagi penggunanya. Jika permasalahan yang dihadapi pengguna semakin rumit maka waktu dan sumberdayapun akan terbuang lebih banyak. Ubicomp juga tidak sama dengan notebook yang masih menggunakan paradigma PC, hanya saja bentuk fisiknya disesuaikan dengan ukurannya masing-masing.

Mengeluarkan pengaruh paradigma PC dari ubicomp bukan hal yang mudah. Permasalahannya bukan terletak pada graphical user interface (GUI) atau salah satu “interface”, melainkan pada penggunaan bentuk fisik propertinya seperti: keyboard, mouse, berat dan sebagainya. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan sebuah hubungan yang baik antara orang dan computer, dimana computer yang akan memberikan solusi tanpa harus membuat sibuk  penggunanya, sehingga mereka dapat meneruskan kegiatan kehidupannya.

Aplikasi computing lain yang dapat membantu proses pemahaman konsep dari ubicomp yaitu virtual reality (VR). Konsep dasarnya adalah membuat suatu dunia lain didalam computer. Penggunaan VR membuat proses computing secara praktek menjadi invisible dengan menggunakan sensor-sensor yang digunakan ditubuh manusia, berupa googles, glove, body suit sehingga dapat menerjemahkan gerakan mereka dalam memanipulasi objek virtual. VR memberikan solusi melalui simulasi yang tidak lain adalah sebuah pemetaan koordinat maya bukan dunia nyata. VR mengabaikan aspek dari dunia nyata dan berfokus pada usaha mensimulasikan dunia nyata kedalam computer untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Unsur dasar inilah yang membuat ubicomp berbeda dengan VR, yang berusaha memanipulasi keadaan dan objek di dunia nyata untuk memberikan solusi untuk suatu permasalahan yang nyata. Seperti dapat dilihat pada gambar dibawah, ubicomp memaksakan computer untuk dapat hidup dan berinteraksi di dunia nyata.

UbiComp2Gambar 2 – Virtual Reality vs Ubicomp

Pendekatan yang dilakukan Weiser adalah berusaha menempatkan definisi dan konstruksi dari komputasi untuk digunakan di kehidupan sehari-hari. Inspirasi diambil dari objek sehari-hari yang ditemukan di kantor dan rumah, terutama untuk objek yang dapat menangkap atau memberikan informasi. Weiser memilih untuk membuat interpretasi objek-objek tersebut kedalam bentuk fisik computer baru yang dapat membawa informasi yang konkrit daripada mereproduksinya kedalam dunia virtual computer.

Bentuk fisik atau nyata di dunia ini mempunyai beragam bentuk dan ukuran. Untuk alasan praktis, bentuk fisik ubiquitous computing diklasifikasikan mulai dari tiga ukuran. Pertama, “wall-sized interactive surface” dianalogikan sebagai papan tulis atau whiteboard atau bulletin board. Kedua adalah notepad, bukan sebagai personal computer melainkan dianalogikan sebagai scrap paper atau secarik kertas yang dengan mudah dapat dijangkau dan digunakan untuk berbagai macam keperluan oleh seseorang dalam satu waktu. Ketiga adalah computer kecil atau tiny computer, dianalogikan sebagai individual notes atau post it. Sekali lagi, Weiser tidak melihatnya sebagai Personal Computer (PC), melainkan sebagai bagian yang tersebar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan aktif setiap saat.

  • Monthly

  • Binusian Link

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web