Simplicity

May 17th, 2010

Case Study: SidoMuncul Competitive Strategies in Competing Markets

Posted by Didit Adipratama in ICT

SidoMuncul

1. Profil Perusahaan

PT. SidoMuncul merupakan suatu perusahaan yang mengembangkan usaha di bidang jamu yang berstandar farmasi. Usaha bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Seiring dengan banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau untuk memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), sehingga pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti “Impian yang terwujud” dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat ini mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.

Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Guna mengakomodir permintaan pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan (kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang).

Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 dibangun pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha, dan sekaligus menerima dua sertifikat yaitu sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

PT. SidoMuncul bertekad untuk mengembangkan usaha di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad ini membuat perusahaan menjadi lebih berkonsentrasi dan inovatif. Disamping itu diikuti dengan pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitasnya akan menghasilkan jamu yang baik. Untuk mewujudkan tekad tersebut, semua rencana pengeluaran produk baru selalu didahului oleh studi literatur maupun penelitian yang intensif, menyangkut keamanan, khasiat maupun sampling pasar. Untuk memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang , hingga produk sampai ke pasaran, dilakukan dibawah pengawasan mutu yang ketat.

2. Analisa Bisnis

Pada awalnya, SidoMuncul sama saja dengan industri jamu lainnya dengan beragam merek yang dapat dijumpai di pasaran. SidoMuncul yang merupakan perusahaan warisan yang telah dirintis sejak tahun 1951 oleh Ny. Rakhmat Sulistyo, lalu digantikan oleh anaknya, Desi Sulistyo Hidayat, dan selanjutnya kepemimpinan diteruskan oleh anaknya, yang juga cucunya Ny. Rakhmat, sebagai generasi penerus ke tiganya pada tahun 1972 oleh Irwan Hidayat. Posisi perusahaan pada saat diberikan ke Irwan Hidayat berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dengan memiliki beban hutang yang cukup besar, dan aset pabrik yang hanya 600 meter persegi, tanpa memiliki sebuah mesin apapun.

Irwan Hidayat mempunyai keyakinan bahwa akan ada suatu titik terang yang akan mengembalikan bisnis jamu ini kepada posisi yang ideal. Sebagai bisnis keluarga yang sudah turun menurun dan merupakan warisan nenek moyang yang sudah mendarah daging di hati masyarakat, Irwan berharap masyarakat masih akan memberikan kepercayaannya terhadap jamu. Oleh sebab itu, dicari metode-metode lainnya yang dapat membuat jamu lebih disukai dan berbeda dengan produk lainnya. Terobosan-terobosan baru dilakukan untuk mendongkrak status SidoMuncul agar berbeda dengan jamu lainnya, dengan membangun kepercayaan publik atau masyarakat bahwa jamu memiliki kredibilitas dalam hal kebersihan, uji toksisitas dan syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh obat.

Terobosan besar yang dilakukan oleh SidoMuncul pada tahun 1997 adalah mencanangkan pembangunan pabrik dengan sertifikasi industri farmasi, dan laboratorium yang terstandarisasi sebagai laboratorium farmasi. Hasilnya, SidoMuncul meraih sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Departemen Kesehatan, yang selama ini industri jamu hanya mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Dengan demikian, image SidoMuncul menjadi terangkat, dan telah terbukti dapat diuji secara klinis keabsahan dan keilmiahannya sebagai obat. Dengan CPOB, telah terbuka lagi pasar baru bagi setiap jamu produksi SidoMuncul, seperti Kuku Bima, Tolak Angin, Kunyit Asem, Jamu Komplit, Jamu Instan, STMJ, dan Anak Sehat yang telah menjadi merek unggulan. SidoMuncul juga mengembangkan pemasarannya ke luar negeri, seperti Hongkong dan China. Dengan keberhasilannya menembus pasar negara asing, maka dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kepercayaan pasar dalam negeri.

Untuk memperluas pasar di dalam negeri, dilakukan dengan mengembangkan pasar secara vertikal dan horizontal. Pengembangan pasar secara vertikal bertujuan untuk menciptakan sebuah konsep citra jamu yang dapat diterima dikalangan masyarakat menengah atas. Citra jamu yang sebelumnya diidentikkan dengan kalangan masyarakat bawah, maka dengan cara ini jamu dapat diterima di kalangan menengah atas. Terobosan ini dilakukan melalui iklan-iklan, dengan membuat konsep iklan yang menampilkan tokoh-tokoh yang menjadi “perwakilan” kelas menengah atas seperti pengusaha ternama dan grup musik yang sudah terkenal. Pengembangan secara horizontal dilakukan dengan diversifikasi yang menghasilkan produk “brand” minuman dalam bentuk serbuk. Hal ini memiliki potensi pasar yang bagus, karena pemainnya yang masih terbatas sehingga kesempatan masih terbuka luas. Usaha lainnya juga dilakukan dengan tidak segan-segan terjun langsung ke pasar menjumpai distributor, agen, bahkan pedagang jamu gendong atau pemilik kios jamu untuk memasarkan produknya. Dengan demikian, networking SidoMuncul dapat tersebar luas di berbagai tempat dan dapat memimpin pasar.

Dalam menjaga eksistensi dan citra baiknya di dalam masyarakat, SidoMuncul menjalankan proses bisnisnya dengan hati nurani yang mempunyai tanggung jawab sosial. SidoMuncul sebagai pioner industri jamu modern memiliki visi yaitu memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat, dan tidak mengejar keuntungan semata. Kegiatan sosial dilakukan dalam bentuk bakti sosial ke panti asuhan, penjara dan tempat lainnya. SidoMuncul juga menyediakan tim yang datang langsung ke tempat-tempat yang terkena bencana alam. Secara rutin juga, setiap tahun SidoMuncul membuat program mudik bareng untuk seluruh pedagang dan agen jamunya.

Berbagai inovasi dan improvisasi, dilakukan di internal SidoMuncul untuk menjaga mutu produk, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja, dan menjaga serta meningkatkan bargaining position SidoMuncul terhadap konsumen, supplier dan pihak lainnya yang terkait dalam proses bisnis, contohnya improvement di bidang Resource and Development, seperti peningkatan sumber daya manusia, dengan merekrut SDM yang berkualitas dan memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan; Fasilitas pabrik yang sudah terstandarisasi CPOB dan memiliki agrowisata; Upaya penanganan limbah untuk menjadikan perusahaan ramah lingkungan;  kerjasama ilmiah dengan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan agar produk senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan teknologi; bergabung dengan organisasi-organisasi yang memiliki kaitan dengan bisnis seperti GPJI (Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia), Biofarmaka Indonesia, APSKI (Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia), dan organisasi lainnya.

3. Kesimpulan

Berbagai inovasi dan improvisasi dilakukan di internal SidoMuncul untuk menjaga mutu produk, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja, dan menjaga serta meningkatkan bargaining position SidoMuncul terhadap konsumen, supplier dan pihak lainnya yang terkait dalam proses bisnis. SidoMuncul sebagai pioner industri jamu modern telah menerapkan faktor-faktor competitive strategic lain selain quality product yang dapat mempertahankan kompetitive eksistensinya terhadap pasar yang terus berkembang sampai saat ini, antara lain:

  1. Terobosan-terobosan baru dilakukan untuk mendongkrak status SidoMuncul agar berbeda dengan jamu lainnya, dengan membangun kepercayaan publik atau masyarakat bahwa jamu memiliki kredibilitas dalam hal kebersihan, uji toksisitas dan syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh obat.
  2. Mengangkat image SidoMuncul dengan membangun pabrik bersertifikasi industri farmasi, dan laboratorium yang terstandarisasi sebagai laboratorium farmasi sehingga keabsahan dan keilmiahannya sebagai obat dapat dibuktikan dan diuji secara klinis.
  3. SidoMuncul juga mengembangkan pemasarannya ke luar negeri, seperti Hongkong dan China. Dengan keberhasilannya menembus pasar negara asing, maka dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kepercayaan pasar dalam negeri.
  4. Pengembangan pasar secara vertikal bertujuan untuk menciptakan sebuah konsep citra jamu yang dapat diterima dikalangan masyarakat menengah atas. Citra jamu yang sebelumnya diidentikkan dengan kalangan masyarakat bawah, maka dengan cara ini jamu dapat diterima di kalangan menengah atas. Terobosan ini dilakukan melalui iklan-iklan, dengan membuat konsep iklan yang menampilkan tokoh-tokoh yang menjadi “perwakilan” kelas menengah atas seperti pengusaha ternama dan grup musik yang sudah terkenal.
  5. Pengembangan secara horizontal dilakukan dengan diversifikasi yang menghasilkan produk “brand” minuman dalam bentuk serbuk. Hal ini memiliki potensi pasar yang bagus, karena pemainnya yang masih terbatas sehingga kesempatan masih terbuka luas. Usaha lainnya juga dilakukan dengan tidak segan-segan terjun langsung ke pasar menjumpai distributor, agen, bahkan pedagang jamu gendong atau pemilik kios jamu untuk memasarkan produknya. Dengan demikian, networking SidoMuncul dapat tersebar luas di berbagai tempat dan dapat memimpin pasar.
  6. Menjaga eksistensi dan citra baiknya di dalam masyarakat dengan menjalankan proses bisnisnya dengan hati nurani yang mempunyai tanggung jawab sosial. SidoMuncul sebagai pioner industri jamu modern memiliki visi yaitu memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat, dan tidak mengejar keuntungan semata.
May 17th, 2010

Inovasi Dalam Berusaha

Posted by Didit Adipratama in ICT

Penerapan ICT atau Information Communication Technology pada suatu corporate business sudah menjadi sebuah kebutuhan primer yang sulit dihindarkan. Perggunjingan mengenai permasalahan time and cost dalam menerapkan IT pun telah menjadi topic menarik untuk didiskusikan. Namun, pada akhirnya, penerapan ICT ada suatu perusahaan akan memberikan hasil yang optimal dengan perhitungan teknis yang sangat matang, dimulai dari perencanaan, proses trial, implementasi dan evaluasi.

Pada kesempatan ini, kita akan mencoba membahas penerapan ICT pada perusahaan manufaktur yang pernah kami lakukan.  Perusahaan ini bergerak dibidang manufaktur – plastic molding injection, yang memproduksi bahan mentah (plastic) menjadi barang jadi, contohnya part-part mobil (bumper,grill,dsb) dan motor, untuk dijual ke automotive group seperti: AHM, ADM, HPM, KTB, Yamaha, dsb untuk dirakit.

ICT  yang akan diterapkan di perusahaan ini adalah penerapan software system yang terintegrasi untuk menunjang kinerja perusahaan. Sebelumnya, perusahaan ini sudah menggunakan software yang dibangun sendiri untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Tetapi karena ruang lingkup bisnisnya berkembang, maka tuntutan akan sarana pendukungnya juga bertambah.

Keputusan untuk merenovasi software system yang sudah ada, di trigger oleh ketidakmampuan system untuk memberikan jawaban untuk sebuah permintaan dengan cepat, dan hal ini sering terjadi dan kasusnya terus berkembang. Contohnya: system tidak dapat memberikan invoice report yang dapat memunculkan beberapa informasi sales order & surat jalan yang diminta oleh user dalam waktu relative cepat, karena invoice, sales order dan surat jalannya dibuat dengan foxpro dan tidak dirancang easy-custom.

Strategy yang dilakukan untuk membuat system baru adalah membuat system yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, reliable, mudah di custom, mudah dimaintain dan dapat berinteraksi dengan system lain. Study case dilakukan pada setiap divisi untuk mendapatkan kebutuhan input dan output yang akan dibuat di system.

Prosedur dalam penyampaian produk dan service kepada para supplier dan customer, secara konsep tidak berubah. Hanya saja, prosedur administrasi berubah sesuai dengan policy atau kebijakan baru, yang dibuat dengan tujuan ketertiban & security system. Contohnya, pada modul procurement, pada saat user membuat purchase request, maka akan ada user akan menerima request number, request akan dianalisa dulu oleh atasannya. Jika setuju, maka request akan diposting, dan diterima oleh staf purchasing. Jadi ada tambahan proses-proses approval didalam system. Perubahan service yang menguntungkan juga dirasakan oleh supplier dan customer. Mereka dapat mengakses informasi status bid, mencari informasi tentang produk-produk terbaru, dan sebagainya.

Langkah-langlah yang dilakukan dalam persiapan pembuatan system ini, dimulai dari: Survey internal perusahaan dengan masing-masing departemen, untuk menganalisa keperluan dan kepentingan setiap departemen, dan menganalisa kekurangan dan kelebihan system lama agar dapat diperbaiki pada system yang baru. Mencari vendor software yang dapat dipercaya, dan menjaga hubungannya agar tetap baik, sehingga dapat memberikan keuntungan tambahan diluar ekspectasi, seperti cost-free untuk mendapatkan tools tambahan, dan penawaran-penawaran lain. Melakukan backup database, dan membuat program kecil atau converter untuk mempermudah migrasi data. Melakukan customization pada sytem yang sudah dibeli, untuk disesuaikan dengan lingkungan bisnis diperusahaan.

Dalam implementasinya, diperlukan sarana tambahan untuk mendukung jalannya system ini, mencakup hardware dan software. Hardware seperti pc-client tidak perlu diganti, networking juga menggunakan sarana yang ada, hanya saja perlu menambahkan server baru yang mendukung systemnya.

Sumber daya manusia untuk menjalankan system ini, tentunya harus menyesuaikan system yang ada. Labor yang ada dapat di-training secara intensive untuk dapat menggunakannya. Team trainer juga sudah disiapkan untuk menjadwalkan training kepada setiap departemen. User interface juga sudah dibuat semaksimal mungkin untuk memudahkan user dalam menggunakannya.

Penerapan system baru bagi para supplier dan pelanggan berdampak positif bagi perusahaan. Terlihat pada proses bid yang berjalan lebih lancar dan tertib, karena supplier dapat melihat status mereka melalui web, dan ketika sampai di office, mereka dituntut untuk menggunakan system antrian untuk memperoses tender mereka. Begitu juga bagi para pelanggan, mereka dapat mengecek produk baru perusahaan, mendownload catalog gratis melalui web, dan diberikan akses ftp bagi konsumen yang memerlukan transportasi data dalam jumlah besar, seperti file-file drawing part design.

Pada akhirnya, implementasi system baru ini berjalan dengan lancar, meskipun diperjalanannya mengalami pro dan kontra. Tetapi dengan perencanaan teknis, budget, koordinasi, support, dan sosialisasi yang baik dan focus untuk tujuan bersama, barang baru ini telah menjadi inovasi yang dapat diterima dan berjalan sesuai harapan perusahaan, bahkan memberikan kontribusi yang baik dalam kinerja perusahaan.

  • Monthly

  • Binusian Link

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web